Sunday, February 3, 2013

Tahapan Pemupukan Tanaman Kakao




Bagi beberapa petani yang menanam tanaman kakao atau yang sering kita kenal dengan tanaman coklat ini, pemupukan tanaman kakao merupakan hal yang sangat penting bagi tanaman tersebut. hal itu di karenakan akan sangat mempengaruhi hasil panan pada tanaman kakao ini yang sangat diharapkan oleh para petani tersebut.
Tanaman kakao merupakan tanaman yang digunakan sebagai bahan utama dari pembuatan coklat yang sering kita konsumsi. Tanamn kakao sendiri dapat tumbuh di iklim tropis yang berkiar antara 10 derajat lintang jutara dan 10 derajat lintang selatan. Tanaman kakao ini membutuhkan air yang cukup banyak, sehingga tanaman kakao dirasa cocok untuk tumbuh di daerah yang memiliki iklim tropis.
Biasanya peraiaran untuk tanaman kakao ini dimanfaatkan dengan air hujan. Ini sebabnya mengapa tanaman kakao di tanaman di daerah yang beriklim tropis, sehingga curah hujan yang tinggi dapat menambah mempercepat pertumbuhan tanaman kakao itu sendiri. curah hujan yang dibutuhkan tanaman kakao ini berkisar antara 1100 hingga 3000 milimeter per tahunnya.
Tanaman kakao mempunyai kisaran suhu udara optimal antara 18 hingga 32 derajat celcius. Keadaan iklim tropis Indonesia yang mempunyai suhu rata-rata antara 25 hingga 26 derajat celcius, sangat cocok untuk daerah penanaman kakao. Tanaman cokelat tidak terlalu suka terhadap cahaya matahari, karena sinar matahari yang terlalu terang akan membuat batang tanaman kakao kecil, daun menyempit, dan tanaman yang relatif pendek. Lalu, bagaimana pemupukan tanaman kakao? Berikut penjelasannya.
Tanaman kakao ini muali di kenal di Indonesia pada tahun 1560, namun pada perkembangannya tanaman coklat ini mendapatkan perhatian sekitar tahun 1951. Tanaman kakao pertama yang di tanam di Indonesia berjenis Criollo yang merupakan tanaman kakao yang berasal ari Venezuela. Tanaman ini pertama kali di tanam di wilayah Sulawesi Utara di Indonesia.
Dari tanaman yang di tanaman di Sulawesi tersebut, maka pada tahun 1888 di temukanlah Java Criollo asala Venezuella yang di tanama di Indonesia yang memiliki cita rasa yang berbeda dengan tanaman kakao Venezuela terebut. Tanman Java Criollo tersebut kemudian dijadikan sebagai bibit unggul atau bahan dasat sebagai tnaman unggul dan tanaman tertua.
Sebelum di temukannya Java Criollo yang ditanam di Sulawesi Utara tersebut, sekitar tahun 1880 di temukan tanman kakao yang berjenis Forestero yang juga berasal dari Venezuela. Tanaman kakao ini dibuat dengan maksud yang sama dengan tanman kakao Java Criollo tadi, yaitu sebagi bahan tanaman unggul bagi tanaman kakao yang lainnya. Dari hasil penelitian pada saat itu, tanman kakao yang di rekomendaskan untuk di tanam dan di budidayakan adalah tanaman kakao berjenis klon – klon DR, KWC, dan G dengan berbagaia nomornya.
Seiring dengan waktu, penanaman tanman kakao di Indonesia berkembang cukup baik. Hal ini bisa di buktikan dengan pertumbuhan tanman kakao berkembang pesat di wilayah Jawa. Perkembangan tanaman kakao ini juga di latar belakangi oleh adanya penyakit yang disebabkan pleh penyakit kopi yaitu Hemeleia vastatrix. Hal itu menyebabkan musnahnya areal kopi di Jawa dan tanaman kopi tersebut digantikan oleh tanman kakao ini.
Proses Pemupukan Tanaman Kakao
Sebelum ditanam, lebih baik lahan tanaman kakao dipersiapkan dengan pemberian pemupukan awal. Pemupukan tanaman kakao sebelum bibit ditanam dilakukan untuk merangsang pertumbuhan bibit coklat. Lubang-lubang untuk penanaman tanaman kakao diberi pupuk Agrophose sebanyak 300 gram di masing-masing lubang. Alternatif lain adalah dengan menggunakan pupuk urea sebanyak 200 gram di tiap lubang. Ditambahkan pula pupuk TSP sebanyak 100 gram pada masing-masing lubang.
Tahapan awal pemupukan tanaman kakao ini diberikan dua minggu sebelum penanaman bibit cokelat. Setelah diberikan pupuk yang disebutkan di atas, maka lubang kemudian ditutup kembali dengan tanah atas. Boleh ditambahkan pupuk kompos atau pupuk kandang pada tanah lapisan atas.
Pemupukan tanaman kakao merupakan salah satu kegiatan budidaya yang sangat penting dalam meningkatkan produksi buah kakao.  Hal ini disebabkan sebagian besar lahan pertanaman kakao memiliki base kesuburan lahan yang sangat beragam dan umumnya tergolong lahan yang memiliki tingkat kesuburan tanah yang sangat rendah sampai sedang.
Selanjutnya berdasarkan hasil survei kesuburan tanah menunjukkan bahwa sebagian besar lahan pertanaman di beberapa daerah memiliki status bahan organik yang sangat rendah. Selain itu penanaman tanaman kakao yang dilakukan oleh masyarakat seringkali mengabaikan pertimbangan konservasi lahan akibatnya proses kehilangan kesuburan tanah semakin meningkat setiap tahunnya.
Dengan demikian salah satu usaha untuk mengatasi masalah tersebut adalah pentingnya memperbaiki base kesuburan lahan melalui penambahan unsur hara lewat pemupukan. Masalahnya adalah rujukan pemupukan yang tersedia selama ini masih sangat umum, padahal kondisi di lapangan sangat bervariasi utamanya ditinjau dari aspek kesuburan lahan.  Belum lagi aspek-aspek lainnya seperti kondisi iklim dan tingkat pengelolaan serta aspek sosial ekonomi. Hal ini semua memberikan dampak terjadinya kesinambungan produksi kakao itu sendiri.
Tahapan Pemupukan
Pemupukan dilakukan setelah tanaman kakao berumur dua bulan di lapangan. Pemupukan pada tanaman kakao yang belum menghasilkan dilaksanakan dengan cara menaburkan pupuk secara merata dengan jarak 15 cm – 50 cm (untuk umur 2 – 10 bulan) dan 50 cm – 75 cm (untuk umur 14 – 20 bulan) dari batang utama. Untuk tanaman yang telah menghasilkan, penaburan pupuk dilakukan pada jarak 50 cm – 75 cm dri batang utama. Penaburan pupuk dilakukan dalam alur sedalam 10 cm. Banyaknya pupuk yang dibutuhkan setiap tahun untuk lahan seluas 1 ha.
Pada saat tanaman berusia 12 bulan, pemupukan tanaman kakao dilanjutkan dengan pemberian pupuk ZA dengan ukuran 100 gram pada masing-masing pohon. Pada usia 18 bulan, diberikan pupuk ZA sebanyak 150 gram per pohon, pupuk TSP sebanyak 100 gram per pohon, pupuk KCl 70 gram per pohon dan juga kleserit dengan takaran 50 gram per pohon.
Pada usia 2 tahun atau 24 bulan perlu diberikan lagi pemupukan tanaman kakao. Pupuk  ZA sebanyak 200 gram per pohon. Selama 2 tahun pertama, kemungkinan besar tanaman kakao belum berproduksi. Tanaman cokelat akan mulai berproduksi pada usia sekitar 3 tahun. Oleh karena itu, dosis pemupukan pada tanaman kakao di usia ini jelas berbeda dengan tanaman kakao di usia sebelumnya.
Ketika tanaman kakao berumur 3 tahun, pemupukan tanaman kakao disambung dengan pemberian pupuk ZA sebanyak 2 x 100 gram per pohon, pupuk urea dengan ukuran 2 x 50 gram per pohon, pupuk TSP sebanyak 2 x 50 gram per pohon, serta pemberian pupuk KCl sebanyak 2 x 50 gram per pohon.
Saat tanaman berumur 4 tahun, pupuk ZA diberikan dengan dosis 2 x 100 gram per pohon, pupuk urea sebanyak 2 x 100 gram per pohon, pupuk TSP dengan takaran 2 x 100 gram per pohon, dan pupuk KCl sebanyak 2 x 100 gram per pohon.
Selain pemupukan tanaman kakao, untuk budidaya tanaman kakao juga harus merawat tanaman kakao dengan cara penyiraman, pemangkasan, penyiangan dan sebagainya.
pemberantasan hama ini dlakukan dengan penyemprotan pestisida sebanyak dua kali tahapan. tahapan yang pertama di lakukan ketika sebelum benra - benar hama menyerang tanaman, dan tahapan kedua dilkaukan untuk pemebrantasan hama yang sudah menyerang. kadar dan jenis pada pestisida ini harus tetap di sesuaikan dengan kegunaannya.
Untuk tanaman cokelat yang berumur 5 tahun, perlu ditambahkan pupuk ZA dengan jumlah 2 x 250 gram per pohon, pupuk urea sebanyak 2 x 125 gram per pohon, pupuk TSP sebanyak 2 x 125 gram per pohon, serta KCl sebanyak 2 x 125 gram per pohon.
Metode pemupukan tanaman kakao dilakukan dengan membuat alur sedalam kurang lebih 10 cm di sekeliling batang kakao. Alur tersebut memiliki diameter sekitar setengah tajuk tanaman cokelat. Waktu pemupukan tanaman kakao lebih baik dilakukan pada awal musim hujan dan akhir musim hujan.

sumber : anneahira.com

3 comments:

  1. Pupuk SUNFERT untuk pertanian dan perikanan dapat meningkatkan hasil produksi 40-100% dan mengurangi pemakaian pupuk kimia sampai 50% serta ramah lingkungan.

    PUPUK SUNFERT dapat meningkatkan produksi padi 10-16 ton/ha (dengan sunfert 10 kg) dan mengatasi penyakit wereng pada padi dan berbagai penyakit lainnya, dapat mengatasi penyakit PBK 99 % pada tanaman cacao.

    Pupuk tsb mengandung racun tetapi tidak membunuh penyakit/hama tetapi hanya mengusir sehingga daun, bunga dan buah mulus/tidak cacat.

    Keunikan pupuk SUNFERT adalah tanaman yang menggunakan pupuk ini tahan terhadap kekeringan atau musim kemarau atau tanaman tetap subur walau kekeringan di musim kemarau.

    Aplikasi pada ikan bandeng di empang/tambak hanya 3 bln ABW ikan 300-350 gram/ekor.

    Harga Pupuk Sunfert :
    Pupuk pertanian = Rp. 45 rb/kg (Hrg mks)
    Pupuk Tambak/Empang = Rp. 50 rb/kg (hrg mks).
    Pupuk Kelapa Sawit = Rp. 45 rb/kg (Hrg Mks)
    Pupuk Sunfert Sama persis formulasinya dan komposisinya dengan Pupuk Agrotop dan Pupuk Agrodyke yang membedakan hanya kualitas dan harga karena ketiga jenis pupuk ini diformulasikan oleh satu-satunya formulator putra sulawesi selatan yaitu Bpk. Ir. Sanusi.
    Ada beberapa testimoni/bukti aplikasi pada berbagai tanaman.

    Yang berminat hub:
    Hp. 085399792568 atau Email : jufriadi712@gmail.com

    ReplyDelete
  2. Perlu di beritahu lebih lanjut, Pupuk Agrodyke tidak sama dengan pupuk Sunfert dan Agrotop. dan Ir. Sanusi Bukanlah Formulator dari pupuk ini. jika penulis keberatan dengan Statment saya, Silahkan Menghubungi saya:
    Dhika Andrian
    0818685867

    ReplyDelete
  3. Jarak tanam yang ideal berapa pak?,
    Dan tinggi pohon kakao yang ideal (standart) berapa?, soalnya saya ada sedikit kebun kakao dengan tinggi 6 meter lebih, jadi pohonnya mungkin yang sudah tua dan buahnya banyak yang busuk, serta pemanenan buahnya sulit.
    Apa mungkin harus di pangkas sampai pendek untuk peremajaan pohon?.
    Mohon masukannya.
    Trims.

    ReplyDelete