Sunday, February 3, 2013

Jenis Dan Anatomi Buah Kakao


Jenis Dan Anatomi Buah Kakao

Secara umum jenis kakao terbagi menjadi 3 jenis, yaitu Criollo atau yang dikenal sebagai kakao mulia, Forastero dan Trinitario (campuran Criollo dan Forastero).

Walaupun cokelat yang merupakan makanan dan minuman dari pengolahan biji kakao dan merupakan makanan minuman favorit hampir semua golongan usia, dari anak-anak sampai orang dewasa tetapi sangat sedikit yang mengetahui jenis dan anatomi buah kakao.


Jenis Criollo
@ Merupakan jenis kakao yang menghasilkan biji kakao dengan mutu terbaik sehingga dikenal sebagai kakao mulia,  fine flavour cocoa, choiced cocoa dan edel cocoa.
@ Buahnya berwarna merah atau hijau dengan kulit buah tipis berbintil-bintil kasar dan lunak.
@ Biji kakaonya berbentuk bulat telur dan berukuran besar dengan kotiledon berwarna putih pada saat basah.
@ Berjumlah lebih kurang 7% dari produksi kakao dunia dan merupakan jenis edel yang dihasilkan di Equador, Venezuela, Trinidad, Grenada, Jamaika, Srilangka, Indonesia dan Samoa.

Jenis Forastero
@ Merupakan jenis kakao dengan mutu kakao sedang atau bulk cocoa atau lebih dikenal dengan ordinary cocoa.
@ Buahnya berkulit tebal dan berwarna hijau.
@ Biji kakaonya berbentuk tipis (gepeng) dengan kotiledon berwarna unggu pada saat basah.
@ Jumlahnya sekitar 93% dari produksi kakao dunia dan merupakan jenis bulk yang dihasilkan Afrika Barat, Brazil dan Dominika.

Jenis Trinitario
@ Merupakan hybrida dari jenis kakao Criollo dan Forastero secara alami sehingga jenis kakao ini sangat heterogen.
@ Kakao jenis ini menghasilkan biji kakao fine flavour cocoa dan ada yang termasuk dalam bulk cocoa.
@ Bentuknya bermacam-macam dengan buah berwarna hijau dan merah.
@ Biji kakaonya juga bermacam-macam dengan kotiledon berwarna unggu muda sampai unggu tua pada saat basah.

Anatomi Buah Kakao
  1. Komposisi kulit buah (cocoa pod) 73,73%.
  2. Placenta 2,0%
  3. Biji 24,2%
  4. Buah kakao yang sudah masak mempunyai kulit tebal dan berisi 30-40 biji yang diselimuti pulp.
  5. Biji terdiri dari dua bagian yaitu kulit biji dan keping biji.
  6. Warna buah kakao pada dasarnya berwarna 2 macam, yaitu; buah muda berwarna hijau putih dan bila masak berwarna kuning; buah muda berwarna merah dan bila masak berwarna orange.
Mudah-mudah informasi ini berguna bagi teman-teman semua untuk lebih memahami jenis dan anatomi tanaman kakao apalagi buat mereka yang memang sangat mengemari cokelat sebagai makanan dan minuman favorit.

Penyakit Kanker Batang Pada Tanaman Kakao


Penyakit Kanker Batang Pada Tanaman Kakao

Bila kita mendengar penyakit kanker pada manusia mungkin tidak asing lagi. Tapi saya yakin bila sahabat semua mendengar kalau pada tanaman kakao juga ada istilahnya penyakit kanker yang menyerang batang kakao pasti timbul tanda tanya.
Penyakit kanker batang pada tanaman kakao disebabkan oleh sejenis patogen yang menyerang batang kakao atau sering disebut jugaPhytophthora Palmivora (Butl.) Butl, sama seperti patogen pada penyakit busuk buah kakao.


Gejala Serangan
@ Kulit batang agak berlekuk dan berwarna lebih gelap atau kehitam-hitaman.
@ Sering terdapat cairan kemerahan yang kemudian tampak seperti lapisan karat.
@ Jika lapisan kulit luar dibersihkan maka tampak lapisan dibawahnya membusuk dan berwarna merah anggur.

Penyebaran
@ Penyebaran penyakit kanker batang hampir sama dengan penyebaran penyakit busuk buah.
@ Penyakit kanker batang dapat terjadi karena patogen yang menginfeksi buah menjalar melalui tungkai buah mencapai batang.
@ Penyakit berkembang pada kebun yang mempunyai kelembaban dan curah hujan yang tinggi atau sering tergenang air.

Pengendalian
@ Kulit batang yang membusuk dikupas sampai batas kulit yang sehat.
@ Luka kupasan selanjutnya dioles dengan fungisida yang mengandung tembaga seperti Nordox atau sejenisnya dengan konsentrasi 5% formulasi.
@ Apabila serangan pada kulit batang sudah hampir melingkar, maka tanaman harus dipotong atau dibongkar.

Semoga bermanfaat.

4 Hal Yang Perlu Dihindari Pada Pemangkasan Tanaman Kakao


4 Hal Yang Perlu Dihindari Pada Pemangkasan Tanaman Kakao

Setelah membahas mengenai jenis pemangkasan pada tanaman kakao yaitu, pemangkasan bentuk, pemangkasan pemeliharaan dan pemangkasan produksi. berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dihindari dalam melakukan pemangkasan.

4 hal ini perlu dihindari sehingga tidak terjadi salah pemangkasan (kesalahan pemotongan cabang/ranting) sehingga tanaman kakao menjadi tidak produktif.

@ Hindari pemotongan cabang yang lebih besar (diameter lebih dari 2,5 cm) karena akan beresiko menyebabkan cabang mati. Jika terpaksa harus memotong, maka bekas potongan harus ditutupi dengan cairan fungisida.

@ Jangan biarkan tajuk kakao terlalu terbuka, karena dapat menyebabkan kulit batang menjadi retak, bantalan bunga kering dan sel/jaringan pada jorket dan cabang menjadi mati.

@ Jangan melakukan pemangkasan pada saat tanaman kakao sedang berbunga banyak atau ketika buah sebagian besar masih berukuran kecil, karena dapat menyebabkan keguguran pada bunga/buah yang kecil.

@ Sebelum melakukan pemangkasan perlu dipertimbangkan dengan matang bagian tanaman (ranting/cabang) yang akan dipangkas, karena ranting dan cabang merupakan aset bagi tanaman untuk memperoduksi buah.

Semoga bermanfaat.

Hama Penyakit Tanaman Kakao


Hama Penyakit Tanaman Kakao

Tanaman kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan penghasil devisa di sektor non migas. Dalam melakukan budidaya kakao terdapat kendala yang dapat menurunkan produksi dan mutu kakao yaitu berupa serangan hama dan penyakit.
Keberhasilan pengendalian hama dan penyakit sangat ditentukan oleh pengetahuan tentang penyebab kerusakan tersebut. Oleh karena itu pengenalan jenis hama dan penyakit pada kakao dan gejalanya sangat diperlukan agar dalam usaha pengendaliannya dapat berhasil dengan baik.

Berdasarkan pada konsep pengendalian hama terpadu (PHT) yang di definisikan sebagai suatu konsep/pemikiran/program dalam mengatasi masalah hama dan penyakit didasarkan pada beberapa pertimbangan ekologis, ekonomis dan biologis.
Adapun pemakaian pestisida merupakan alternatif terakhir dalam pengendalian hama terpadu.

Berikut ini adalah hama dan penyakit yang menyerang tanaman kakao :

Hama utama tanaman kakao
  1. Hama Pengerek Buah Kakao atau yang lebih dikenal dengan PBK.
  2. Hama Kepik Penghisap Buah Kakao.
  3. Hama Ulat Kilan.
  4. Hama Pengerek Batang.
  5. Hama Tikus.
  6. Hama Babi Hutan.
Penyakit utama tanaman kakao
  1. Penyakit Busuk Buah.
  2. Penyakit Kanker Batang.
  3. Penyakit Antraknose Colletotrichum.
  4. Penyakit VSD (vascular streak dieback).
  5. Penyakit Jamur Upas.
  6. Penyakit Akar.
Saya akan membahas detail dari hama penyakit tanaman kakao pada postingan saya berikutnya.
Semoga bermanfaat.

Sejarah Kakao Di Indonesia


Sejarah Kakao Di Indonesia

Kakao dan cokelat, dua kata ini sudah sangat sering kita dengar dan merupakan bahan makanan dan minuman favorit bagi semua orang terutama bagi anak-anak dan remaja. Tanaman kakao (Theobroma cacao) merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Selatan yang dari biji tumbuhan ini dihasilkan produk olahan yang kita kenal sebagai cokelat.



Bahan makanan dan minuman dari cokelat mengandung nilai gizi yang tinggi karena banyak mengandung lemak dan protein serta beberapa kandungan gizi lainnya yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh kita.
Beberapa produk cokelat yang umum dikenal luas oleh masyarakat dunia diantaranya, cocoa candy (permen cokelat), Ice cream (es krim), cocoa powder (bubuk cokelat) dan cocoa butter (lemak cokelat).

Tapi tahukah teman-teman semua siapa yang memperkenalkan tanaman ini di Indonesia ?

Beberapa literatur menjelaskan bahwa tanaman kakao berasal dari hutan-hutan tropis di Amerika Tengah dan di Amerika Selatan bagian utara. Penduduk yang pertama kali mengusahakannya sebagai bahan makanan dan minuman adalah suku Indian Maya dan suku Astek (Aztec).

Mereka memanfaatkan kakao sebelum orang-orang kulit putih di bawah pimpinan Christopher Colombus menemukan Amerika. Suku Indian Maya adalah suku yang dulunya hidup di wilayah yang kini disebut sebagai Guatemala, Yucatan, dan Honduras (Amerika Tengah). Ketika bangsa Spanyol datang pada tahun 1591, suku Astek-lah yang mereka kenal sebagai penanam dan yang mengusahakan tanaman kakao. Pada waktu itu, pengolahan biji kakao oleh orang-orang Indian dilakukan dengan cara menyimpan biji kakao dan mengeringkannya di bawah sinar matahari.

Bij yang telah dikeringkan tersebut selanjutnya disangrai di dalam pot tanah, tetapi sebelumnya kulit bijinya dihilangkan dan digerus dengan lumpang batu. Adonan ini kemudian dicampur dengan jagung dan rempah dan dijadikan makanan berupa kue atau dodol. Untuk membuat minuman, secuil kue ini diaduk dengan air yang dapat juga ditambahkan dengan vanili. Campuran ini disebut dengan “chocolatl”.  Pada waktu itu biji kakao tidak hanya digunakan sebagai minuman, tetapi juga digunakan sebagai alat barter, pembayaran upeti, juga digunakan dalam kegiatan upacara keagamaan dan pengobatan.

Bangsa Spanyol pada saat itu tidak menyukai cokelat hasil olahan suku Astek. Mereka mulai mencari cara pengolahan sendiri dengan menyangrai biji kakao, kemudian menumbuknya dan menambahkan gula tebu. Ternyata hasil pengolahan dengan cara seperti ini lebih cocok dengan selera mereka. Karena itu, pada akhirnya bangsa Spanyol memperkenalkan gula tebu ke Meksiko pada tahun 1522 – 1524. Orang – orang Spanyol juga tercatat sebagai penanam pertama kakao di Trinidad pada tahun 1525. Di samping bangsa Spanyol, bangsa Belanda juga tercatat sebagai perintis penanam kakao di Asia. 

Pengenalan pertama kakao kepada orang-orang Eropa terjadi pada tahun 1528. Orang – orang Spanyol membawa pulang beberapa kakao yang sudah mereka olah dan mereka persembahkan kepada Raja Charles V. Karena rasanya yang sangat lezat, cokelat menjadi terkenal di Spanyol sebagai makanan dan minuman yang baru. Pada awal tahun 1550, pengenalan kakao semakin meluas hingga ke seluruh daratan Eropa. Beberapa pabrik cokelat telah berdiri, seperti di Lisbon (Portugal), Genoa, Turin (Italia), dan Marseilles (Prancis). Selanjutnya, perdagangan biji kakao antara Amerika dan Eropa berkembang pesat (van Hall, 1932). Kakao semakin terkenal setelah ditemukannya cara dan alat untuk mengekstrak biji kakao menjadi lemak kakao (cocoa butter) dan bubuk cokelat (cocoa powder) oleh C.J. Van Houten sekitar tahun 1828 di Belanda. Setelah tahun 1878 cara membuat susu cokelat ditemukan oleh M. Daniel Peter di Swiss.

Di Indonesia, tanaman kakao diperkenalkan oleh orang Spanyol pada tahun 1560 di Minahasa, Sulawesi Utara. Ekspor dari pelabuhan Manado ke Manila tahun 1825 hingga 1838 tercatat sebanyak 92 ton. Nilai ekspor tersebut dikabarkan menurun karena adanya serangan hama pada tanaman kakao. Tahun 1919 Indonesia masih mampu mengekspor sampai 30 ton, tetapi setelah tahun 1928 ternyata ekspor tersebut terhenti (van Hall, 1932). Menurut van Hall, pada tahun 1859 sudah terdapat 10.000 – 12.000 tanaman kakao di Ambon. Dari pohon sebanyak itu dihasilkan 11,6 ton kakao. Namun, kemudian tanamannya hilang tanpa ada informasi lebih lanjut.

Sekitar tahun 1880, beberapa perkebunan kopi di Jawa Tengah milik orang-orang Belanda mulai melakukan  percobaan menanam kakao yang kemudian disusul perkebunan di Jawa Timur karena pada saat itu kopi Arabika mengalami kerusakan akibat terserang penyakit karat daun (Hemileia vastatrix). Pada tahun 1888 oleh Henri D. MacGilavry yang mengenal sifat-sifat baik kakao Venezuela terutama mengenai mutunya, didatangkan puluhan semaian baru dari Venezuela. Namun, sangat disayangkan karena yang bertahan hidup hanya satu pohon. Pada saat tanaman kakao tersebut mulai menghasilkan ternyata buahnya kecil-kecil, bijinya gepeng, dan warna kotiledonnya ungu, tetapi setelah biji-biji yang dihasilkan tersebut ditanam kembali, ternyata dapat menghasilkan tanaman yang sehat, buah dan bijinya besar, serta tidak disukai hama penggerek buah kakao (kakao mot) dan Helopeltis.

Dari pohon-pohon yang baik tersebut dipilih beberapa pohon sebagai pohon induk dan dikembangkan secara klonal. Upaya ini dilakukan di Perkebunan Djati Runggo (dekat Salatiga, Jawa Tengah), sehingga klon-klon yang dihasilkan diberi nama DR atau kependekan dari Djati Runggo. Berkat penemuan klon-klon DR (DR 1, DR 2, dan DR 3) ini perkebunan kakao ini dapat bertahan, bahkan selain di Jawa Tengah berkembang juga perkebunan kakao di Jawa Timur dan Sumatera.

Dari informasi diatas, rasanya kita perlu mengucapkan terima kasih banyak kepada Bangsa Spanyol dan Belanda yang telah memperkenalkan tanaman kakao di Indonesia.

Semoga bermanfaat.

sumber : http://cacaoorganicfairtrade.blogspot.com

Apa Itu Fairtrade


Apa Itu Fairtrade

Bagi sebahagian orang fair-trade masih dianggap sesuatu hal yang baru. Tapi untuk kita ketahui bahwa di dunia internasional, perdagangan dengan sistem fair-trade sudah sangat dikenal dan sudah digunakan hampir oleh semua produser produk pertanian seperti kakao dan kopi.


Apa itu fair-trade, Bila dilihat dari istilah yang digunakan sudah pasti itu merupakan istilah dalam bahasa inggris yang terdiri dari dua kata, fair dan trade. bila kita artikan secara kata, "fair" itu artinya adil sementara "trade" itu berarti perdagangan. Jadi secara istilah fair-trade itu berarti bisa diartikan sebagai suatu perdagangan yang adil. Dengan adanya istilah adil yang digunakan, berarti tidak ada pihak yang akan dirugikan atau pihak yang akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari pihak lain yang terlibat dalam suatu hubungan perdagangan.


Namun secara umum fair-trade itu di definisikan sebagai  sebuah kemitraan perdagangan, berdasarkan dialog, transparansi dan penghargaan, guna mencari keadilan yang lebih besar dalam perdagangan internasional. Fair-trade mendukung pembangunan berkelanjutan dengan cara menawarkan kondisi perdagangan yang lebih baik, dan memberikan keamanan pemenuhan hak bagi petani kecil dan buruh tani. 

Mudah-mudahan informasi ini bisa bermanfaat bagi teman-teman semua.

sumber : cacaoorganicfairtrade.blogspot.com

Pemangkasan Pemeliharaan Pada Tanaman Kakao


Artikel ini merupakan lanjutan dari artikel pemangkasan tanaman kakao beberapa waktu yang lalu. Setelah membahas jenis-jenis pemangkasan yaitu, pemangkasan bentuk, pemangkasan pemeliharaan dan pemangkasan produksi. Maka pada artikel kali ini saya akan membahas mengenai jenis pemangkasan yang kedua yaitu pemangkasan pemeliharaan tanaman kakao.


Tujuan dari pemangkasan pemeliharaan adalah untuk memelihara agar kerangka tanaman kakao yang sudah baik tetap bisa dipertahankan dan mengurangi pertumbuhan vegetatif yang berlebihan. Adapun waktu yang paling ideal untuk melakukan pemangkasan pemeliharaan adalah setelah selesai pemangkasan bentuk sampai saat tanaman berproduksi dan sebaiknya dilaksanakan pada bulan Januari/Februari dan Juli/Agustus.

Pemangkasan pemeliharaan dilakukan untuk membuang tunas air (wiwilan, chupon) yang dilakukan sebulan sekali atau dua kali tergantung musim. Kalau musim hujan malah dianjurkan 2 kali perminggu.

Dengan adanya pemangkasan yang baik maka akan diperoleh panen kakao yang maksimal dan mengurangi terserangnya hama penyakit tanaman kakao.
Semoga informasi ini bermanfaat.