Bagi beberapa petani yang menanam tanaman kakao atau yang sering kita kenal dengan tanaman coklat ini, pemupukan tanaman kakao
merupakan hal yang sangat penting bagi tanaman tersebut. hal itu di
karenakan akan sangat mempengaruhi hasil panan pada tanaman kakao ini
yang sangat diharapkan oleh para petani tersebut.
Tanaman
kakao merupakan tanaman yang digunakan sebagai bahan utama dari
pembuatan coklat yang sering kita konsumsi. Tanamn kakao sendiri dapat
tumbuh di iklim tropis yang berkiar antara 10 derajat lintang jutara dan
10 derajat lintang selatan. Tanaman kakao ini membutuhkan air yang
cukup banyak, sehingga tanaman kakao dirasa cocok untuk tumbuh di daerah
yang memiliki iklim tropis.
Biasanya
peraiaran untuk tanaman kakao ini dimanfaatkan dengan air hujan. Ini
sebabnya mengapa tanaman kakao di tanaman di daerah yang beriklim
tropis, sehingga curah hujan yang tinggi dapat menambah mempercepat
pertumbuhan tanaman kakao itu sendiri. curah hujan yang dibutuhkan
tanaman kakao ini berkisar antara 1100 hingga 3000 milimeter per
tahunnya.
Tanaman
kakao mempunyai kisaran suhu udara optimal antara 18 hingga 32 derajat
celcius. Keadaan iklim tropis Indonesia yang mempunyai suhu rata-rata
antara 25 hingga 26 derajat celcius, sangat cocok untuk daerah penanaman
kakao. Tanaman cokelat tidak terlalu suka terhadap cahaya matahari,
karena sinar matahari yang terlalu terang akan membuat batang tanaman
kakao kecil, daun menyempit, dan tanaman yang relatif pendek. Lalu,
bagaimana pemupukan tanaman kakao? Berikut penjelasannya.
Tanaman
kakao ini muali di kenal di Indonesia pada tahun 1560, namun pada
perkembangannya tanaman coklat ini mendapatkan perhatian sekitar tahun
1951. Tanaman kakao pertama yang di tanam di Indonesia berjenis Criollo
yang merupakan tanaman kakao yang berasal ari Venezuela. Tanaman ini
pertama kali di tanam di wilayah Sulawesi Utara di Indonesia.
Dari
tanaman yang di tanaman di Sulawesi tersebut, maka pada tahun 1888 di
temukanlah Java Criollo asala Venezuella yang di tanama di Indonesia
yang memiliki cita rasa yang berbeda dengan tanaman kakao Venezuela
terebut. Tanman Java Criollo tersebut kemudian dijadikan sebagai bibit
unggul atau bahan dasat sebagai tnaman unggul dan tanaman tertua.
Sebelum
di temukannya Java Criollo yang ditanam di Sulawesi Utara tersebut,
sekitar tahun 1880 di temukan tanman kakao yang berjenis Forestero yang
juga berasal dari Venezuela. Tanaman kakao ini dibuat dengan maksud yang
sama dengan tanman kakao Java Criollo tadi, yaitu sebagi bahan tanaman
unggul bagi tanaman kakao yang lainnya. Dari hasil penelitian pada saat
itu, tanman kakao yang di rekomendaskan untuk di tanam dan di
budidayakan adalah tanaman kakao berjenis klon – klon DR, KWC, dan G
dengan berbagaia nomornya.
Seiring
dengan waktu, penanaman tanman kakao di Indonesia berkembang cukup
baik. Hal ini bisa di buktikan dengan pertumbuhan tanman kakao
berkembang pesat di wilayah Jawa. Perkembangan tanaman kakao ini juga di
latar belakangi oleh adanya penyakit yang disebabkan pleh penyakit kopi
yaitu Hemeleia vastatrix. Hal itu menyebabkan musnahnya areal kopi di
Jawa dan tanaman kopi tersebut digantikan oleh tanman kakao ini.
Proses Pemupukan Tanaman Kakao
Sebelum ditanam, lebih baik lahan tanaman kakao dipersiapkan dengan pemberian pemupukan awal. Pemupukan tanaman kakao
sebelum bibit ditanam dilakukan untuk merangsang pertumbuhan bibit
coklat. Lubang-lubang untuk penanaman tanaman kakao diberi pupuk
Agrophose sebanyak 300 gram di masing-masing lubang. Alternatif lain
adalah dengan menggunakan pupuk urea sebanyak 200 gram di tiap lubang.
Ditambahkan pula pupuk TSP sebanyak 100 gram pada masing-masing lubang.
Tahapan
awal pemupukan tanaman kakao ini diberikan dua minggu sebelum penanaman
bibit cokelat. Setelah diberikan pupuk yang disebutkan di atas, maka
lubang kemudian ditutup kembali dengan tanah atas. Boleh ditambahkan
pupuk kompos atau pupuk kandang pada tanah lapisan atas.
Pemupukan tanaman kakao
merupakan salah satu kegiatan budidaya yang sangat penting dalam
meningkatkan produksi buah kakao. Hal ini disebabkan sebagian besar
lahan pertanaman kakao memiliki base kesuburan lahan yang sangat beragam
dan umumnya tergolong lahan yang memiliki tingkat kesuburan tanah yang
sangat rendah sampai sedang.
Selanjutnya
berdasarkan hasil survei kesuburan tanah menunjukkan bahwa sebagian
besar lahan pertanaman di beberapa daerah memiliki status bahan organik
yang sangat rendah. Selain itu penanaman tanaman kakao yang dilakukan
oleh masyarakat seringkali mengabaikan pertimbangan konservasi lahan
akibatnya proses kehilangan kesuburan tanah semakin meningkat setiap
tahunnya.
Dengan
demikian salah satu usaha untuk mengatasi masalah tersebut adalah
pentingnya memperbaiki base kesuburan lahan melalui penambahan unsur
hara lewat pemupukan. Masalahnya adalah rujukan pemupukan yang tersedia
selama ini masih sangat umum, padahal kondisi di lapangan sangat
bervariasi utamanya ditinjau dari aspek kesuburan lahan. Belum lagi
aspek-aspek lainnya seperti kondisi iklim dan tingkat pengelolaan serta
aspek sosial ekonomi. Hal ini semua memberikan dampak terjadinya
kesinambungan produksi kakao itu sendiri.
Tahapan Pemupukan
Pemupukan
dilakukan setelah tanaman kakao berumur dua bulan di lapangan.
Pemupukan pada tanaman kakao yang belum menghasilkan dilaksanakan dengan
cara menaburkan pupuk secara merata dengan jarak 15 cm – 50 cm (untuk
umur 2 – 10 bulan) dan 50 cm – 75 cm (untuk umur 14 – 20 bulan) dari
batang utama. Untuk tanaman yang telah menghasilkan, penaburan pupuk
dilakukan pada jarak 50 cm – 75 cm dri batang utama. Penaburan pupuk
dilakukan dalam alur sedalam 10 cm. Banyaknya pupuk yang dibutuhkan
setiap tahun untuk lahan seluas 1 ha.
Pada
saat tanaman berusia 12 bulan, pemupukan tanaman kakao dilanjutkan
dengan pemberian pupuk ZA dengan ukuran 100 gram pada masing-masing
pohon. Pada usia 18 bulan, diberikan pupuk ZA sebanyak 150 gram per
pohon, pupuk TSP sebanyak 100 gram per pohon, pupuk KCl 70 gram per
pohon dan juga kleserit dengan takaran 50 gram per pohon.
Pada
usia 2 tahun atau 24 bulan perlu diberikan lagi pemupukan tanaman
kakao. Pupuk ZA sebanyak 200 gram per pohon. Selama 2 tahun pertama,
kemungkinan besar tanaman kakao belum berproduksi. Tanaman cokelat akan
mulai berproduksi pada usia sekitar 3 tahun. Oleh karena itu, dosis
pemupukan pada tanaman kakao di usia ini jelas berbeda dengan tanaman
kakao di usia sebelumnya.
Ketika
tanaman kakao berumur 3 tahun, pemupukan tanaman kakao disambung dengan
pemberian pupuk ZA sebanyak 2 x 100 gram per pohon, pupuk urea dengan
ukuran 2 x 50 gram per pohon, pupuk TSP sebanyak 2 x 50 gram per pohon,
serta pemberian pupuk KCl sebanyak 2 x 50 gram per pohon.
Saat
tanaman berumur 4 tahun, pupuk ZA diberikan dengan dosis 2 x 100 gram
per pohon, pupuk urea sebanyak 2 x 100 gram per pohon, pupuk TSP dengan
takaran 2 x 100 gram per pohon, dan pupuk KCl sebanyak 2 x 100 gram per
pohon.
Selain
pemupukan tanaman kakao, untuk budidaya tanaman kakao juga harus
merawat tanaman kakao dengan cara penyiraman, pemangkasan, penyiangan
dan sebagainya.
pemberantasan
hama ini dlakukan dengan penyemprotan pestisida sebanyak dua kali
tahapan. tahapan yang pertama di lakukan ketika sebelum benra - benar
hama menyerang tanaman, dan tahapan kedua dilkaukan untuk pemebrantasan
hama yang sudah menyerang. kadar dan jenis pada pestisida ini harus
tetap di sesuaikan dengan kegunaannya.
Untuk
tanaman cokelat yang berumur 5 tahun, perlu ditambahkan pupuk ZA dengan
jumlah 2 x 250 gram per pohon, pupuk urea sebanyak 2 x 125 gram per
pohon, pupuk TSP sebanyak 2 x 125 gram per pohon, serta KCl sebanyak 2 x
125 gram per pohon.
Metode pemupukan tanaman kakao
dilakukan dengan membuat alur sedalam kurang lebih 10 cm di sekeliling
batang kakao. Alur tersebut memiliki diameter sekitar setengah tajuk
tanaman cokelat. Waktu pemupukan tanaman kakao lebih baik dilakukan pada
awal musim hujan dan akhir musim hujan.
sumber : anneahira.com
sumber : anneahira.com
Pupuk SUNFERT untuk pertanian dan perikanan dapat meningkatkan hasil produksi 40-100% dan mengurangi pemakaian pupuk kimia sampai 50% serta ramah lingkungan.
ReplyDeletePUPUK SUNFERT dapat meningkatkan produksi padi 10-16 ton/ha (dengan sunfert 10 kg) dan mengatasi penyakit wereng pada padi dan berbagai penyakit lainnya, dapat mengatasi penyakit PBK 99 % pada tanaman cacao.
Pupuk tsb mengandung racun tetapi tidak membunuh penyakit/hama tetapi hanya mengusir sehingga daun, bunga dan buah mulus/tidak cacat.
Keunikan pupuk SUNFERT adalah tanaman yang menggunakan pupuk ini tahan terhadap kekeringan atau musim kemarau atau tanaman tetap subur walau kekeringan di musim kemarau.
Aplikasi pada ikan bandeng di empang/tambak hanya 3 bln ABW ikan 300-350 gram/ekor.
Harga Pupuk Sunfert :
Pupuk pertanian = Rp. 45 rb/kg (Hrg mks)
Pupuk Tambak/Empang = Rp. 50 rb/kg (hrg mks).
Pupuk Kelapa Sawit = Rp. 45 rb/kg (Hrg Mks)
Pupuk Sunfert Sama persis formulasinya dan komposisinya dengan Pupuk Agrotop dan Pupuk Agrodyke yang membedakan hanya kualitas dan harga karena ketiga jenis pupuk ini diformulasikan oleh satu-satunya formulator putra sulawesi selatan yaitu Bpk. Ir. Sanusi.
Ada beberapa testimoni/bukti aplikasi pada berbagai tanaman.
Yang berminat hub:
Hp. 085399792568 atau Email : jufriadi712@gmail.com
Perlu di beritahu lebih lanjut, Pupuk Agrodyke tidak sama dengan pupuk Sunfert dan Agrotop. dan Ir. Sanusi Bukanlah Formulator dari pupuk ini. jika penulis keberatan dengan Statment saya, Silahkan Menghubungi saya:
ReplyDeleteDhika Andrian
0818685867
Jarak tanam yang ideal berapa pak?,
ReplyDeleteDan tinggi pohon kakao yang ideal (standart) berapa?, soalnya saya ada sedikit kebun kakao dengan tinggi 6 meter lebih, jadi pohonnya mungkin yang sudah tua dan buahnya banyak yang busuk, serta pemanenan buahnya sulit.
Apa mungkin harus di pangkas sampai pendek untuk peremajaan pohon?.
Mohon masukannya.
Trims.