Sunday, February 3, 2013

Jenis Dan Anatomi Buah Kakao


Jenis Dan Anatomi Buah Kakao

Secara umum jenis kakao terbagi menjadi 3 jenis, yaitu Criollo atau yang dikenal sebagai kakao mulia, Forastero dan Trinitario (campuran Criollo dan Forastero).

Walaupun cokelat yang merupakan makanan dan minuman dari pengolahan biji kakao dan merupakan makanan minuman favorit hampir semua golongan usia, dari anak-anak sampai orang dewasa tetapi sangat sedikit yang mengetahui jenis dan anatomi buah kakao.


Jenis Criollo
@ Merupakan jenis kakao yang menghasilkan biji kakao dengan mutu terbaik sehingga dikenal sebagai kakao mulia,  fine flavour cocoa, choiced cocoa dan edel cocoa.
@ Buahnya berwarna merah atau hijau dengan kulit buah tipis berbintil-bintil kasar dan lunak.
@ Biji kakaonya berbentuk bulat telur dan berukuran besar dengan kotiledon berwarna putih pada saat basah.
@ Berjumlah lebih kurang 7% dari produksi kakao dunia dan merupakan jenis edel yang dihasilkan di Equador, Venezuela, Trinidad, Grenada, Jamaika, Srilangka, Indonesia dan Samoa.

Jenis Forastero
@ Merupakan jenis kakao dengan mutu kakao sedang atau bulk cocoa atau lebih dikenal dengan ordinary cocoa.
@ Buahnya berkulit tebal dan berwarna hijau.
@ Biji kakaonya berbentuk tipis (gepeng) dengan kotiledon berwarna unggu pada saat basah.
@ Jumlahnya sekitar 93% dari produksi kakao dunia dan merupakan jenis bulk yang dihasilkan Afrika Barat, Brazil dan Dominika.

Jenis Trinitario
@ Merupakan hybrida dari jenis kakao Criollo dan Forastero secara alami sehingga jenis kakao ini sangat heterogen.
@ Kakao jenis ini menghasilkan biji kakao fine flavour cocoa dan ada yang termasuk dalam bulk cocoa.
@ Bentuknya bermacam-macam dengan buah berwarna hijau dan merah.
@ Biji kakaonya juga bermacam-macam dengan kotiledon berwarna unggu muda sampai unggu tua pada saat basah.

Anatomi Buah Kakao
  1. Komposisi kulit buah (cocoa pod) 73,73%.
  2. Placenta 2,0%
  3. Biji 24,2%
  4. Buah kakao yang sudah masak mempunyai kulit tebal dan berisi 30-40 biji yang diselimuti pulp.
  5. Biji terdiri dari dua bagian yaitu kulit biji dan keping biji.
  6. Warna buah kakao pada dasarnya berwarna 2 macam, yaitu; buah muda berwarna hijau putih dan bila masak berwarna kuning; buah muda berwarna merah dan bila masak berwarna orange.
Mudah-mudah informasi ini berguna bagi teman-teman semua untuk lebih memahami jenis dan anatomi tanaman kakao apalagi buat mereka yang memang sangat mengemari cokelat sebagai makanan dan minuman favorit.

Penyakit Kanker Batang Pada Tanaman Kakao


Penyakit Kanker Batang Pada Tanaman Kakao

Bila kita mendengar penyakit kanker pada manusia mungkin tidak asing lagi. Tapi saya yakin bila sahabat semua mendengar kalau pada tanaman kakao juga ada istilahnya penyakit kanker yang menyerang batang kakao pasti timbul tanda tanya.
Penyakit kanker batang pada tanaman kakao disebabkan oleh sejenis patogen yang menyerang batang kakao atau sering disebut jugaPhytophthora Palmivora (Butl.) Butl, sama seperti patogen pada penyakit busuk buah kakao.


Gejala Serangan
@ Kulit batang agak berlekuk dan berwarna lebih gelap atau kehitam-hitaman.
@ Sering terdapat cairan kemerahan yang kemudian tampak seperti lapisan karat.
@ Jika lapisan kulit luar dibersihkan maka tampak lapisan dibawahnya membusuk dan berwarna merah anggur.

Penyebaran
@ Penyebaran penyakit kanker batang hampir sama dengan penyebaran penyakit busuk buah.
@ Penyakit kanker batang dapat terjadi karena patogen yang menginfeksi buah menjalar melalui tungkai buah mencapai batang.
@ Penyakit berkembang pada kebun yang mempunyai kelembaban dan curah hujan yang tinggi atau sering tergenang air.

Pengendalian
@ Kulit batang yang membusuk dikupas sampai batas kulit yang sehat.
@ Luka kupasan selanjutnya dioles dengan fungisida yang mengandung tembaga seperti Nordox atau sejenisnya dengan konsentrasi 5% formulasi.
@ Apabila serangan pada kulit batang sudah hampir melingkar, maka tanaman harus dipotong atau dibongkar.

Semoga bermanfaat.

4 Hal Yang Perlu Dihindari Pada Pemangkasan Tanaman Kakao


4 Hal Yang Perlu Dihindari Pada Pemangkasan Tanaman Kakao

Setelah membahas mengenai jenis pemangkasan pada tanaman kakao yaitu, pemangkasan bentuk, pemangkasan pemeliharaan dan pemangkasan produksi. berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dihindari dalam melakukan pemangkasan.

4 hal ini perlu dihindari sehingga tidak terjadi salah pemangkasan (kesalahan pemotongan cabang/ranting) sehingga tanaman kakao menjadi tidak produktif.

@ Hindari pemotongan cabang yang lebih besar (diameter lebih dari 2,5 cm) karena akan beresiko menyebabkan cabang mati. Jika terpaksa harus memotong, maka bekas potongan harus ditutupi dengan cairan fungisida.

@ Jangan biarkan tajuk kakao terlalu terbuka, karena dapat menyebabkan kulit batang menjadi retak, bantalan bunga kering dan sel/jaringan pada jorket dan cabang menjadi mati.

@ Jangan melakukan pemangkasan pada saat tanaman kakao sedang berbunga banyak atau ketika buah sebagian besar masih berukuran kecil, karena dapat menyebabkan keguguran pada bunga/buah yang kecil.

@ Sebelum melakukan pemangkasan perlu dipertimbangkan dengan matang bagian tanaman (ranting/cabang) yang akan dipangkas, karena ranting dan cabang merupakan aset bagi tanaman untuk memperoduksi buah.

Semoga bermanfaat.

Hama Penyakit Tanaman Kakao


Hama Penyakit Tanaman Kakao

Tanaman kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan penghasil devisa di sektor non migas. Dalam melakukan budidaya kakao terdapat kendala yang dapat menurunkan produksi dan mutu kakao yaitu berupa serangan hama dan penyakit.
Keberhasilan pengendalian hama dan penyakit sangat ditentukan oleh pengetahuan tentang penyebab kerusakan tersebut. Oleh karena itu pengenalan jenis hama dan penyakit pada kakao dan gejalanya sangat diperlukan agar dalam usaha pengendaliannya dapat berhasil dengan baik.

Berdasarkan pada konsep pengendalian hama terpadu (PHT) yang di definisikan sebagai suatu konsep/pemikiran/program dalam mengatasi masalah hama dan penyakit didasarkan pada beberapa pertimbangan ekologis, ekonomis dan biologis.
Adapun pemakaian pestisida merupakan alternatif terakhir dalam pengendalian hama terpadu.

Berikut ini adalah hama dan penyakit yang menyerang tanaman kakao :

Hama utama tanaman kakao
  1. Hama Pengerek Buah Kakao atau yang lebih dikenal dengan PBK.
  2. Hama Kepik Penghisap Buah Kakao.
  3. Hama Ulat Kilan.
  4. Hama Pengerek Batang.
  5. Hama Tikus.
  6. Hama Babi Hutan.
Penyakit utama tanaman kakao
  1. Penyakit Busuk Buah.
  2. Penyakit Kanker Batang.
  3. Penyakit Antraknose Colletotrichum.
  4. Penyakit VSD (vascular streak dieback).
  5. Penyakit Jamur Upas.
  6. Penyakit Akar.
Saya akan membahas detail dari hama penyakit tanaman kakao pada postingan saya berikutnya.
Semoga bermanfaat.

Sejarah Kakao Di Indonesia


Sejarah Kakao Di Indonesia

Kakao dan cokelat, dua kata ini sudah sangat sering kita dengar dan merupakan bahan makanan dan minuman favorit bagi semua orang terutama bagi anak-anak dan remaja. Tanaman kakao (Theobroma cacao) merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Selatan yang dari biji tumbuhan ini dihasilkan produk olahan yang kita kenal sebagai cokelat.



Bahan makanan dan minuman dari cokelat mengandung nilai gizi yang tinggi karena banyak mengandung lemak dan protein serta beberapa kandungan gizi lainnya yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh kita.
Beberapa produk cokelat yang umum dikenal luas oleh masyarakat dunia diantaranya, cocoa candy (permen cokelat), Ice cream (es krim), cocoa powder (bubuk cokelat) dan cocoa butter (lemak cokelat).

Tapi tahukah teman-teman semua siapa yang memperkenalkan tanaman ini di Indonesia ?

Beberapa literatur menjelaskan bahwa tanaman kakao berasal dari hutan-hutan tropis di Amerika Tengah dan di Amerika Selatan bagian utara. Penduduk yang pertama kali mengusahakannya sebagai bahan makanan dan minuman adalah suku Indian Maya dan suku Astek (Aztec).

Mereka memanfaatkan kakao sebelum orang-orang kulit putih di bawah pimpinan Christopher Colombus menemukan Amerika. Suku Indian Maya adalah suku yang dulunya hidup di wilayah yang kini disebut sebagai Guatemala, Yucatan, dan Honduras (Amerika Tengah). Ketika bangsa Spanyol datang pada tahun 1591, suku Astek-lah yang mereka kenal sebagai penanam dan yang mengusahakan tanaman kakao. Pada waktu itu, pengolahan biji kakao oleh orang-orang Indian dilakukan dengan cara menyimpan biji kakao dan mengeringkannya di bawah sinar matahari.

Bij yang telah dikeringkan tersebut selanjutnya disangrai di dalam pot tanah, tetapi sebelumnya kulit bijinya dihilangkan dan digerus dengan lumpang batu. Adonan ini kemudian dicampur dengan jagung dan rempah dan dijadikan makanan berupa kue atau dodol. Untuk membuat minuman, secuil kue ini diaduk dengan air yang dapat juga ditambahkan dengan vanili. Campuran ini disebut dengan “chocolatl”.  Pada waktu itu biji kakao tidak hanya digunakan sebagai minuman, tetapi juga digunakan sebagai alat barter, pembayaran upeti, juga digunakan dalam kegiatan upacara keagamaan dan pengobatan.

Bangsa Spanyol pada saat itu tidak menyukai cokelat hasil olahan suku Astek. Mereka mulai mencari cara pengolahan sendiri dengan menyangrai biji kakao, kemudian menumbuknya dan menambahkan gula tebu. Ternyata hasil pengolahan dengan cara seperti ini lebih cocok dengan selera mereka. Karena itu, pada akhirnya bangsa Spanyol memperkenalkan gula tebu ke Meksiko pada tahun 1522 – 1524. Orang – orang Spanyol juga tercatat sebagai penanam pertama kakao di Trinidad pada tahun 1525. Di samping bangsa Spanyol, bangsa Belanda juga tercatat sebagai perintis penanam kakao di Asia. 

Pengenalan pertama kakao kepada orang-orang Eropa terjadi pada tahun 1528. Orang – orang Spanyol membawa pulang beberapa kakao yang sudah mereka olah dan mereka persembahkan kepada Raja Charles V. Karena rasanya yang sangat lezat, cokelat menjadi terkenal di Spanyol sebagai makanan dan minuman yang baru. Pada awal tahun 1550, pengenalan kakao semakin meluas hingga ke seluruh daratan Eropa. Beberapa pabrik cokelat telah berdiri, seperti di Lisbon (Portugal), Genoa, Turin (Italia), dan Marseilles (Prancis). Selanjutnya, perdagangan biji kakao antara Amerika dan Eropa berkembang pesat (van Hall, 1932). Kakao semakin terkenal setelah ditemukannya cara dan alat untuk mengekstrak biji kakao menjadi lemak kakao (cocoa butter) dan bubuk cokelat (cocoa powder) oleh C.J. Van Houten sekitar tahun 1828 di Belanda. Setelah tahun 1878 cara membuat susu cokelat ditemukan oleh M. Daniel Peter di Swiss.

Di Indonesia, tanaman kakao diperkenalkan oleh orang Spanyol pada tahun 1560 di Minahasa, Sulawesi Utara. Ekspor dari pelabuhan Manado ke Manila tahun 1825 hingga 1838 tercatat sebanyak 92 ton. Nilai ekspor tersebut dikabarkan menurun karena adanya serangan hama pada tanaman kakao. Tahun 1919 Indonesia masih mampu mengekspor sampai 30 ton, tetapi setelah tahun 1928 ternyata ekspor tersebut terhenti (van Hall, 1932). Menurut van Hall, pada tahun 1859 sudah terdapat 10.000 – 12.000 tanaman kakao di Ambon. Dari pohon sebanyak itu dihasilkan 11,6 ton kakao. Namun, kemudian tanamannya hilang tanpa ada informasi lebih lanjut.

Sekitar tahun 1880, beberapa perkebunan kopi di Jawa Tengah milik orang-orang Belanda mulai melakukan  percobaan menanam kakao yang kemudian disusul perkebunan di Jawa Timur karena pada saat itu kopi Arabika mengalami kerusakan akibat terserang penyakit karat daun (Hemileia vastatrix). Pada tahun 1888 oleh Henri D. MacGilavry yang mengenal sifat-sifat baik kakao Venezuela terutama mengenai mutunya, didatangkan puluhan semaian baru dari Venezuela. Namun, sangat disayangkan karena yang bertahan hidup hanya satu pohon. Pada saat tanaman kakao tersebut mulai menghasilkan ternyata buahnya kecil-kecil, bijinya gepeng, dan warna kotiledonnya ungu, tetapi setelah biji-biji yang dihasilkan tersebut ditanam kembali, ternyata dapat menghasilkan tanaman yang sehat, buah dan bijinya besar, serta tidak disukai hama penggerek buah kakao (kakao mot) dan Helopeltis.

Dari pohon-pohon yang baik tersebut dipilih beberapa pohon sebagai pohon induk dan dikembangkan secara klonal. Upaya ini dilakukan di Perkebunan Djati Runggo (dekat Salatiga, Jawa Tengah), sehingga klon-klon yang dihasilkan diberi nama DR atau kependekan dari Djati Runggo. Berkat penemuan klon-klon DR (DR 1, DR 2, dan DR 3) ini perkebunan kakao ini dapat bertahan, bahkan selain di Jawa Tengah berkembang juga perkebunan kakao di Jawa Timur dan Sumatera.

Dari informasi diatas, rasanya kita perlu mengucapkan terima kasih banyak kepada Bangsa Spanyol dan Belanda yang telah memperkenalkan tanaman kakao di Indonesia.

Semoga bermanfaat.

sumber : http://cacaoorganicfairtrade.blogspot.com

Apa Itu Fairtrade


Apa Itu Fairtrade

Bagi sebahagian orang fair-trade masih dianggap sesuatu hal yang baru. Tapi untuk kita ketahui bahwa di dunia internasional, perdagangan dengan sistem fair-trade sudah sangat dikenal dan sudah digunakan hampir oleh semua produser produk pertanian seperti kakao dan kopi.


Apa itu fair-trade, Bila dilihat dari istilah yang digunakan sudah pasti itu merupakan istilah dalam bahasa inggris yang terdiri dari dua kata, fair dan trade. bila kita artikan secara kata, "fair" itu artinya adil sementara "trade" itu berarti perdagangan. Jadi secara istilah fair-trade itu berarti bisa diartikan sebagai suatu perdagangan yang adil. Dengan adanya istilah adil yang digunakan, berarti tidak ada pihak yang akan dirugikan atau pihak yang akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari pihak lain yang terlibat dalam suatu hubungan perdagangan.


Namun secara umum fair-trade itu di definisikan sebagai  sebuah kemitraan perdagangan, berdasarkan dialog, transparansi dan penghargaan, guna mencari keadilan yang lebih besar dalam perdagangan internasional. Fair-trade mendukung pembangunan berkelanjutan dengan cara menawarkan kondisi perdagangan yang lebih baik, dan memberikan keamanan pemenuhan hak bagi petani kecil dan buruh tani. 

Mudah-mudahan informasi ini bisa bermanfaat bagi teman-teman semua.

sumber : cacaoorganicfairtrade.blogspot.com

Pemangkasan Pemeliharaan Pada Tanaman Kakao


Artikel ini merupakan lanjutan dari artikel pemangkasan tanaman kakao beberapa waktu yang lalu. Setelah membahas jenis-jenis pemangkasan yaitu, pemangkasan bentuk, pemangkasan pemeliharaan dan pemangkasan produksi. Maka pada artikel kali ini saya akan membahas mengenai jenis pemangkasan yang kedua yaitu pemangkasan pemeliharaan tanaman kakao.


Tujuan dari pemangkasan pemeliharaan adalah untuk memelihara agar kerangka tanaman kakao yang sudah baik tetap bisa dipertahankan dan mengurangi pertumbuhan vegetatif yang berlebihan. Adapun waktu yang paling ideal untuk melakukan pemangkasan pemeliharaan adalah setelah selesai pemangkasan bentuk sampai saat tanaman berproduksi dan sebaiknya dilaksanakan pada bulan Januari/Februari dan Juli/Agustus.

Pemangkasan pemeliharaan dilakukan untuk membuang tunas air (wiwilan, chupon) yang dilakukan sebulan sekali atau dua kali tergantung musim. Kalau musim hujan malah dianjurkan 2 kali perminggu.

Dengan adanya pemangkasan yang baik maka akan diperoleh panen kakao yang maksimal dan mengurangi terserangnya hama penyakit tanaman kakao.
Semoga informasi ini bermanfaat.

Tahapan Pemupukan Tanaman Kakao




Bagi beberapa petani yang menanam tanaman kakao atau yang sering kita kenal dengan tanaman coklat ini, pemupukan tanaman kakao merupakan hal yang sangat penting bagi tanaman tersebut. hal itu di karenakan akan sangat mempengaruhi hasil panan pada tanaman kakao ini yang sangat diharapkan oleh para petani tersebut.
Tanaman kakao merupakan tanaman yang digunakan sebagai bahan utama dari pembuatan coklat yang sering kita konsumsi. Tanamn kakao sendiri dapat tumbuh di iklim tropis yang berkiar antara 10 derajat lintang jutara dan 10 derajat lintang selatan. Tanaman kakao ini membutuhkan air yang cukup banyak, sehingga tanaman kakao dirasa cocok untuk tumbuh di daerah yang memiliki iklim tropis.
Biasanya peraiaran untuk tanaman kakao ini dimanfaatkan dengan air hujan. Ini sebabnya mengapa tanaman kakao di tanaman di daerah yang beriklim tropis, sehingga curah hujan yang tinggi dapat menambah mempercepat pertumbuhan tanaman kakao itu sendiri. curah hujan yang dibutuhkan tanaman kakao ini berkisar antara 1100 hingga 3000 milimeter per tahunnya.
Tanaman kakao mempunyai kisaran suhu udara optimal antara 18 hingga 32 derajat celcius. Keadaan iklim tropis Indonesia yang mempunyai suhu rata-rata antara 25 hingga 26 derajat celcius, sangat cocok untuk daerah penanaman kakao. Tanaman cokelat tidak terlalu suka terhadap cahaya matahari, karena sinar matahari yang terlalu terang akan membuat batang tanaman kakao kecil, daun menyempit, dan tanaman yang relatif pendek. Lalu, bagaimana pemupukan tanaman kakao? Berikut penjelasannya.
Tanaman kakao ini muali di kenal di Indonesia pada tahun 1560, namun pada perkembangannya tanaman coklat ini mendapatkan perhatian sekitar tahun 1951. Tanaman kakao pertama yang di tanam di Indonesia berjenis Criollo yang merupakan tanaman kakao yang berasal ari Venezuela. Tanaman ini pertama kali di tanam di wilayah Sulawesi Utara di Indonesia.
Dari tanaman yang di tanaman di Sulawesi tersebut, maka pada tahun 1888 di temukanlah Java Criollo asala Venezuella yang di tanama di Indonesia yang memiliki cita rasa yang berbeda dengan tanaman kakao Venezuela terebut. Tanman Java Criollo tersebut kemudian dijadikan sebagai bibit unggul atau bahan dasat sebagai tnaman unggul dan tanaman tertua.
Sebelum di temukannya Java Criollo yang ditanam di Sulawesi Utara tersebut, sekitar tahun 1880 di temukan tanman kakao yang berjenis Forestero yang juga berasal dari Venezuela. Tanaman kakao ini dibuat dengan maksud yang sama dengan tanman kakao Java Criollo tadi, yaitu sebagi bahan tanaman unggul bagi tanaman kakao yang lainnya. Dari hasil penelitian pada saat itu, tanman kakao yang di rekomendaskan untuk di tanam dan di budidayakan adalah tanaman kakao berjenis klon – klon DR, KWC, dan G dengan berbagaia nomornya.
Seiring dengan waktu, penanaman tanman kakao di Indonesia berkembang cukup baik. Hal ini bisa di buktikan dengan pertumbuhan tanman kakao berkembang pesat di wilayah Jawa. Perkembangan tanaman kakao ini juga di latar belakangi oleh adanya penyakit yang disebabkan pleh penyakit kopi yaitu Hemeleia vastatrix. Hal itu menyebabkan musnahnya areal kopi di Jawa dan tanaman kopi tersebut digantikan oleh tanman kakao ini.
Proses Pemupukan Tanaman Kakao
Sebelum ditanam, lebih baik lahan tanaman kakao dipersiapkan dengan pemberian pemupukan awal. Pemupukan tanaman kakao sebelum bibit ditanam dilakukan untuk merangsang pertumbuhan bibit coklat. Lubang-lubang untuk penanaman tanaman kakao diberi pupuk Agrophose sebanyak 300 gram di masing-masing lubang. Alternatif lain adalah dengan menggunakan pupuk urea sebanyak 200 gram di tiap lubang. Ditambahkan pula pupuk TSP sebanyak 100 gram pada masing-masing lubang.
Tahapan awal pemupukan tanaman kakao ini diberikan dua minggu sebelum penanaman bibit cokelat. Setelah diberikan pupuk yang disebutkan di atas, maka lubang kemudian ditutup kembali dengan tanah atas. Boleh ditambahkan pupuk kompos atau pupuk kandang pada tanah lapisan atas.
Pemupukan tanaman kakao merupakan salah satu kegiatan budidaya yang sangat penting dalam meningkatkan produksi buah kakao.  Hal ini disebabkan sebagian besar lahan pertanaman kakao memiliki base kesuburan lahan yang sangat beragam dan umumnya tergolong lahan yang memiliki tingkat kesuburan tanah yang sangat rendah sampai sedang.
Selanjutnya berdasarkan hasil survei kesuburan tanah menunjukkan bahwa sebagian besar lahan pertanaman di beberapa daerah memiliki status bahan organik yang sangat rendah. Selain itu penanaman tanaman kakao yang dilakukan oleh masyarakat seringkali mengabaikan pertimbangan konservasi lahan akibatnya proses kehilangan kesuburan tanah semakin meningkat setiap tahunnya.
Dengan demikian salah satu usaha untuk mengatasi masalah tersebut adalah pentingnya memperbaiki base kesuburan lahan melalui penambahan unsur hara lewat pemupukan. Masalahnya adalah rujukan pemupukan yang tersedia selama ini masih sangat umum, padahal kondisi di lapangan sangat bervariasi utamanya ditinjau dari aspek kesuburan lahan.  Belum lagi aspek-aspek lainnya seperti kondisi iklim dan tingkat pengelolaan serta aspek sosial ekonomi. Hal ini semua memberikan dampak terjadinya kesinambungan produksi kakao itu sendiri.
Tahapan Pemupukan
Pemupukan dilakukan setelah tanaman kakao berumur dua bulan di lapangan. Pemupukan pada tanaman kakao yang belum menghasilkan dilaksanakan dengan cara menaburkan pupuk secara merata dengan jarak 15 cm – 50 cm (untuk umur 2 – 10 bulan) dan 50 cm – 75 cm (untuk umur 14 – 20 bulan) dari batang utama. Untuk tanaman yang telah menghasilkan, penaburan pupuk dilakukan pada jarak 50 cm – 75 cm dri batang utama. Penaburan pupuk dilakukan dalam alur sedalam 10 cm. Banyaknya pupuk yang dibutuhkan setiap tahun untuk lahan seluas 1 ha.
Pada saat tanaman berusia 12 bulan, pemupukan tanaman kakao dilanjutkan dengan pemberian pupuk ZA dengan ukuran 100 gram pada masing-masing pohon. Pada usia 18 bulan, diberikan pupuk ZA sebanyak 150 gram per pohon, pupuk TSP sebanyak 100 gram per pohon, pupuk KCl 70 gram per pohon dan juga kleserit dengan takaran 50 gram per pohon.
Pada usia 2 tahun atau 24 bulan perlu diberikan lagi pemupukan tanaman kakao. Pupuk  ZA sebanyak 200 gram per pohon. Selama 2 tahun pertama, kemungkinan besar tanaman kakao belum berproduksi. Tanaman cokelat akan mulai berproduksi pada usia sekitar 3 tahun. Oleh karena itu, dosis pemupukan pada tanaman kakao di usia ini jelas berbeda dengan tanaman kakao di usia sebelumnya.
Ketika tanaman kakao berumur 3 tahun, pemupukan tanaman kakao disambung dengan pemberian pupuk ZA sebanyak 2 x 100 gram per pohon, pupuk urea dengan ukuran 2 x 50 gram per pohon, pupuk TSP sebanyak 2 x 50 gram per pohon, serta pemberian pupuk KCl sebanyak 2 x 50 gram per pohon.
Saat tanaman berumur 4 tahun, pupuk ZA diberikan dengan dosis 2 x 100 gram per pohon, pupuk urea sebanyak 2 x 100 gram per pohon, pupuk TSP dengan takaran 2 x 100 gram per pohon, dan pupuk KCl sebanyak 2 x 100 gram per pohon.
Selain pemupukan tanaman kakao, untuk budidaya tanaman kakao juga harus merawat tanaman kakao dengan cara penyiraman, pemangkasan, penyiangan dan sebagainya.
pemberantasan hama ini dlakukan dengan penyemprotan pestisida sebanyak dua kali tahapan. tahapan yang pertama di lakukan ketika sebelum benra - benar hama menyerang tanaman, dan tahapan kedua dilkaukan untuk pemebrantasan hama yang sudah menyerang. kadar dan jenis pada pestisida ini harus tetap di sesuaikan dengan kegunaannya.
Untuk tanaman cokelat yang berumur 5 tahun, perlu ditambahkan pupuk ZA dengan jumlah 2 x 250 gram per pohon, pupuk urea sebanyak 2 x 125 gram per pohon, pupuk TSP sebanyak 2 x 125 gram per pohon, serta KCl sebanyak 2 x 125 gram per pohon.
Metode pemupukan tanaman kakao dilakukan dengan membuat alur sedalam kurang lebih 10 cm di sekeliling batang kakao. Alur tersebut memiliki diameter sekitar setengah tajuk tanaman cokelat. Waktu pemupukan tanaman kakao lebih baik dilakukan pada awal musim hujan dan akhir musim hujan.

sumber : anneahira.com

Syarat Tumbuh Tanaman Kakao


Syarat Tumbuh Tanaman Kakao



Iklim
Lingkungan hidup alami tanaman cokelat adalah hutan hujan
 tropis yang didalam pertumbuhannya membutuhkan naungan untuk
 mengurangi pencahayaan penuh. Areal penanaman cokelat yang ideal
 adalah daerah-daerah bercurah hujan 1.100 – 3.000 mm per tahun, 
serta Temperature ideal bagi tumbuhan cokelat adalah 30o – 32oC
 (maksimum) dan 18o – 21(minimum). (siregar, 2005)


Tanah
Cokelat dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, 
asalkan persyaratan fisik dan kimia yang berperan terhadap
 pertumbuhan dan produksi cokelat terpenuhi. Tanaman cokelat dapat
 tumbuh dengan baik pada tanah yang memiliki kemasaman (pH) 6 – 7,5,
 tidak lebih tinggi dari 8 serta tidak lebih rendah dari 4. (siregar, 2005)

PASCA PANEN KAKAO


              PASCA PANEN KAKAO           


Untuk mendapatkan produk Kakao Kering yang berkualitas maka harus diperhatikan beberapa hal yakni :
v      PANEN
รผ      Buah yang dipetik hanya buah yang sudah masak (5-6 bulan) dari saat bunga hingga sampai masak
รผ      Hindari pemetikan buah yang masih mentah atau kelewat masak
รผ      Alat pemetikan menggunakan gunting, pisau atau pisau bergalah yang tajam dan hindari terkena bantalan bunga
รผ      Pemotongan tepat pada tangkai buah
รผ      Buah dipecah menggunakan kayu hindari dengan besi karena dapat merusak bencon buah. Setelah dipecah biji dan plasenta dipisah.

v      PENGELOLAAN BIJI
  1. Fermentasi
Merupakan inti dari pengolahan biji kakao yang didalamnya terjadi :
-          Pembentukan aroma dan cita rasa khas coklat
-          Memastikan biji sehingga akan terbentuk warna keeping biji dan konsistensi keeping biji
-          Melepaskan lapisan lender biji, peragian gula menjadi alcohol dan mengurangi rasa pahit pada biji
Fermentasi dilakukan selama 6 hari dengan kotak bertingkat dari kayu berlubang dengan tiap 2 hari dibalik dan diletakkan dalam tingkat dibawahnya.

  1. Pengeringan
Pengeringan dilakukan dengan sinar matahari langsung maupun dengan alat pengeringan dan dilakukan selama 7-10 hari sesuai cuaca hingga didapat kekeringan dengan kadar air 8 s/d 7 %.
  • Tanda-tanda kako kering :
-          Rapuh
-          Mudah patah
-          Berat kira-kira 1/3 berat biji basah.


  1. Sotasi Biji Kakao
-          Untuk memisahkan biji dan kotoran atau benda lain
-          Untuk memisahkan biji berdasarkan pada kenampakan fisik dan ukurannya
-          Pengelompokan mutu berdasarkan SNI

  1. Penyimpanan
-          Biji dikemas dalam karung yang kuat dan bersih dan tidak terkontaminasi dengan bau yang menyengat
-          Ruangan penyimpanan kering dan tidak lembab, cukup ventilasi dan bebas dari pencemaran bau
-          Penumpukan karung harus diberi pallet/alas dengan jarak ± 10 cm dari lantai

v     ANALISA KAKAO KERING
รผ      Ambil Kakao 100 gram (1 ons)
รผ      Jumlah Biji dihitung (bagus 110 biji)
รผ      Kadar Air 8 s/d 7 %
รผ      Biji dibelah semua, dikelompokkan menurut jenis masing-masing hingga 100%, dengan rincian sebagai berikut :
89%     F. Fermentasi               =…………gram/%      (warna coklat)
11%     V. Violet                      =          5     gram/%     (biru)
6%       S. Sleti                         =          6     gram/%     (agak hitam)
M. Moldy                                 =          0     gram/%     (jamur)
DB. Double Been                     =          0     gram/%     (biji gandeng)
BB. Broken Been                     =          0     gram/%     (biji rusak)
W. Web                                   =          0,1  gram/%     (kotoran)

Kelebihan dan Kendala yang lazim dimiliki/dihadapi Kelompok Tani
  • INTERNAL
Memiliki lahan yang luas dan bahanbakuyang tersedia sehingga sangat potensi untuk dikembangkan.
  • Kelemahan :
-          Masih di bawah standar teknis
-          Belum memperhatikan cara panen dan pengolahan yang benar
-          Kelembagaan Kelompok tani masih sangat lemah
-          Belum ada jaringan kerjasama
-          Modal terbatas
-          Produksi belum standar
-          Kwantitas dan Kontinuitas produksi belum terpenuhi
Kelemahan-kelemahan tersebut di atas bisa diatasi dengan adanya kegiatan Gabungan Kelompok  sehingga permasalahan tersebut bisa dipecahkan bersama-sama.
  • EKSTERNAL
  1. Memiliki Peluang Pasar yang sangat Luas baik Lokal, Nasional maupun Internasional
  2. Punya trend meningkat

  • OPERASIONAL KELOMPOK TANI
  1. Management baik
  2. Sebagai Unit Induk pemasaran produksi yang standar
  3. Menyediakan sarana produksi, dll
  4. Unit Pengolahan berstandar
Pengelolaan Perkebunan Kakao
Kegiatan Perkebunan :
  1. Penyiangan dan Pembuatan Rorak
  2. Pemangkasan Kebun (tanaman Kakao)
  3. Pemupukan
  4. Pemetikan Hasil/Panen

Tugas Kelompok Tani :
  1. Menginventarisir jumlah tanaman perkebunan Kakao di ilayah Kelompok Tani sesuai dengan TM, TBM, TTM agar kelompok tersebut tau persis Kondisi Perkebunan.
  2. Membuat Program Kerja Tauan Kelompok untuk menentukan kebutuhan dan jumlah biaya.
  3. Penentuan Pemasaran Produksi.
  4. Menyediakan Modal Kerja dalam Kelompok.
Zuki Rumpin
article source : http://lppm.ugm.ac.id

Jangka Waktu Dalam Pertumbuhan Hingga Panen Pada Tanaman Kakao


Meski kakao bisa ditanam di mana saja, tetapi menurut pihak Puslitkoka ada lokasi yang sangat optimal untuk tanaman kakao ini. Misalnya saja, daerah dengan curah hujan 1.500-2.500 mm per tahun, ketinggian 0-600 mdpl untuk kakao mulia dan 0-300 mdpl untuk kakao lindak, kemiringan lahan 0-8%, tekstur tanah lempung berpasir, pH 6-7, suhu 24-28°C dan kelembaban 80%. Sentra kakao berskala besar yang terdapat di Indonesia, antara lain Sumatera Barat (Kabupaten Agam dan Padang Pariaman), Lampung, Kalimantan (Pakkat dan Sigapalang) dan Sibarosok (Sulawesi Utara). Kakao bisa berbuah sepanjang tahun, sehingga petani dapat melakukan panen setiap 7-14 hari sekali.
Buah akan masak setelah 5,5 bulan (di dataran rendah) atau 6 bulan (di dataran tinggi) dari masa penyerbukan. Tanaman kakao mencapai produksi maksimal pada umur 5-13 tahun. Namun Anda jangan khawatir karena tanaman ini tetap berproduksi sampai 25 tahun ke depan.
Terdapat beberapa cara untuk meningkatkan hasil panen Kebun pembibitan Kakao (produksi). Di antaranya dengan memacu pembungaan dan pemangkasan rutin. Pembungaan dapat dipacu dengan melakukan pengairan pada saat tanaman mengalami stres karena kekeringan.
Pembungaan juga bisa dirangsang dengan menanam pada kelembaban udara tinggi (90- 95%). Pemangkasan rutin juga bisa meningkatkan hasil panen kakao, misalnya dari 1 ton/ha menjadi 1,6 ton/ha. Untuk kakao yang umurnya di bawah 5 tahun, cukup lakukan pemangkasan ringan (pemangkasan sedikit ujung dahan yang tidak bermanfaat dan membentuk tanaman kakao dengan menyisakan 60% daun).

Perawatan Kebun Coklat/Kakao


Perawatan kebun kakao merupakan kegiatan yang harus dilakukan agar memperoleh produksi biji kakao yang tinggi dan terus berkelanjutan. Perawatan yang harus diprioritaskan, untuk tujuan seperti memperbaiki kondisi vegetatif tanaman kakao, meningkatkan produktivitas dan kesinambungan produksi hingga umur ekonomisnya sekitar 28 tahun dan menjaga kelestarian tanah dan lingkungannya, adalah pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit.

Perawatan kebun kakao ini terbagi atas dua fase, yaitu perawatan dalam fase  tanaman belum menghasilkan (TBM) dan fase tanaman menghasilkan (TM).
Perawatan dalam fase TBM adalah pembersihan gulma secara manual pada piringan tanaman, pemupukan, pemangkasan penaung tetap dan penaung sementara, pemangkasan bentuk tanaman kakao, dan pengendaliah hama maupun penyakit.

Pengendalian gulma pada fase TBM dilakukan pada piringan tanaman kakao atau pada jalur tanaman, dilakukan dengan menggunakan sabit atau cangkul. Pada fase ini pengendalian gulma secara kimiawi dapat mengganggu pertumbuhan tanaman kakao karena sebagian herbisidanya dapat mengenai daun kakao TBM.
Pemangkasan bentuk dilakukan setelah tanaman membentuk jorket yang dimaksudkan untuk membentuk kerangka percabangan yang kuat dan seimbang. Dari 4-5 cabang primer yang terbentuk dipilih 3 buah cabang primer yang masing-masing tersebar merata membentuk sudut 120 derajat, sedangkan cabang primer lainnya dipangkas. Cabang-cabang sekunder sampai dengan 60 cm dari pusat percabangan dipangkas.
Pemupukan pada fase TBM dilakukan  3-4 kali setahun sesuai dengan dosis anjuran dengan menggunakan pupuk buatan (anorganik) baik pupuk tunggal maupun majemuk dan dengan pupuk organik yang berfungsi memperbaiki kondisi tanaman dan memperpendek masa TBM.

Pada fase TM, kegiatan perawatan yang penting adalah pemangkasan tanaman kakao dan pelindungnya, pemupukan, dan konservasi tanah, pengendalian hama dan penyakit.
Pemangkasan pada fase TM meliputi pemangkasan pemeliharaan dan produksi, seperti membuang bagian tanaman yang tidak dikehendaki, seperti tunas air, cabang sakit, patah, menggantung dan cabang balik. Hal ini berguna untuk memacu tanaman agar menumbuhkan daun baru yang potensial sebagai produsen asimilat, menekan resiko terjadinya serangan hama dan penyakit, menjaga agar tinggi tajuk tanaman terus terkontrol pendek guna mempermudah panen dan pengendalian hama/penyakit, meningkatkan produksi buah. pemangkasan pemeliharaan dilakukan 3-4 kali per tahun.

Sedangkan pemangkasan produksi identik dengan pemangkasan berat yang dilakukan 2 x setahun (bulan oktober/november dan april)
Pemupukan tanaman kakao sendiri dibagi dua, yaitu melalui tanah dan daun. Pemberian pupuk organik melalui tanah dilakukan dengan meletakkan pupuk pada parit (alur) yang dibuat melingkar di sekeliling pohon dan kemudian ditutup kembali. Penutupan itu sendiri dimaksudkan untuk mengurangi penguapan pupuk dan erosi. Cara ini terbukti meningkatkan efisiensinya.

Pemupukan melalui daun hanya dilakukan sebagai pelengkap agar unsur hara yang diberikan dapat segera dipergunakan oleh tanaman. Dilakukan apabila telah tampak gejala kekurangan atau hanya dilakukan pada pemupukan mikro (Cu,Zn,Fe, Mn)
Pemberian pupuk anorganik dilakukan 2 kali setahun, yaitu awal musim hujan (oktober-november) dan akhir musim hujan (maret-april), dan jika memungkinkan pemupukan dapat dilakukan lebih dari dua kali setahun (3-4 kali setahun). Makin sering dipupuk, makin tinggi produksinya meskipun jumlah pupuk yang diberikan dalam setahun tetap sama.

Pupuk orgaik dapat ditaburkan di sekeliling pohon atau diletakkan pada parit pada salah satu pohon, dengan kedalaman parit 30 cm dan pupuk tersebut kemudian ditimbun dengan tanah setebal 5 cm. Dosis aplikasi pupuk organik yang baik adalah 25 kg/ha/pohon/tahun.
Untuk pengendalian, yang difokuskan pada organisme pengganggu tanaman (OPT) meliputi hama, penyakit, dan gulma. Dalam budidaya tanaman kakao, pencegahan meluasnya serangan OPT melalui penerapan teknik budidaya yang baik (Good agricultural practices/GAP) sangat penting, dengan demikian dapat dihindari eksploitasi hama dan penyakit yang dapat menyebabkan timbulnya kerugian besar. 5 hama utama kakao, yaitu penggerek buah kakao  (PBK)= Conopormorpha cramerella snell, penghisap buah = Helopeltis spp, ulat kilan = Hyposidra talaca, dan ulat api = Darna trima.
Sedangkan penyakit utama yang sering menyerang tanaman kakao di Indonesia adalah :

- penyakit busuk buah (phytophtora palmivora)
- penyakit kanker batang (phytophtora palmivora)
- penyakit VSD (oncobasidium theobromae)
- penyakit Colletotrichum (Colletotrichumgloeosporioides)
- penyakit jamur upas (corticium salmonicolor)
- penyakit akar (JAC: Fomes lamaoensis, JAP : Fomes Lignosus)

Pengendalian hama dan penyakit tanaman kakao diutamakan dilakukan melalui sistem pengendalian terpadu, dimana menggunakan pestisida untuk mengendalikan hama atau penyakit adalah sebagai pelengkap dan bukan merupakan komponen pengendalian yang paling utama

Friday, February 1, 2013

Jual Kebun Untuk Sengon dan Jabon


Jual Kebun Untuk Sengon dan Jabon atau untuk menanam jenis tanaman kayu lainnya,
  • Harga Tanah : Rp.40 Jt s/d Rp.50 Jt Per Hektar.
  • Biaya Akte Jual Beli (AJB) : Rp.500.000 / Ha
  • Biaya Tanam lengkap termasuk bibit (6 tahun) : Rp.30 Jt / Ha.
  • Tanah dapat di-SHM-kan.
  • Jumlah Jabon/sengon yang akan ditanam : 1.000 pohon
  • Sharing panen : 80% bersih untuk pemilik lahan
Hubungi 081-311-661-479 (Asrofi) Hanya Yang Ingin Melihat Lokasi Kebun Dijual.

Lokasi Kebun Dijual
Lokasi Kebun : Kecamatan Pasaleman, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Untuk lebih jelas mengenai lokasi, struktur tanah dan lain sebagainya silakan langsung survey lokasi. Kami dapat jemput anda di Kuningan Jawa Barat ataupun di Cirebon, team kami siap menjemput anda.
Hanya teruntuk anda yang serius mau melihat lokasi silakan menghubungi saya di nomor HP saya  081-311-661-479, saya Asrofi.

Bagaimana Kalau Hanya Beli Kebun saja?
Kondisi yang saya sampaikan di atas adalah paket jual kebun berikut penanaman selama 6 tahun, akan tetapi kami juga jual kebun lepas tanpa paket penanaman, di lokasi yang sama harga 25%-30% lebih mahal dari harga yang kami cantumkan di atas.

Hubungi Saya (Hanya Yang Ingin Lihat Lokasi)
Asrofi
Hp : 081-311-661-479
Email :
Facebook : http://asrofi.web.id/fb
YM : asrofi_pom
PIN BB : 312F8AF8

Jual Kebun (Memiliki SHM Bekas Lahan Sawit di Pandeglang)


Jual Kebun Bekas Lahan Sawit, Memiliki SHM, Lokasi sangat Strategis di Pandeglang Banten Jawa Barat
  1. Harga 5900/m2 luas kapling 1.3-1.5 Ha (13.000-15.000 m2) atau -/+ 82 jt / kavling
  2. Sertifikat  Hak Milik (SHM)
  3. Sudah berbentuk kavling
  4. Ada jalan kontrol yang menjangkau tiap kapling (lebar 3-4 m)
  5. Dekat perkampungan warga (maksimal 1km)
  6. Ada Perumahan Baru dibangun dekat lokasi kebun
  7. Curah hujan tinggi, tanah subur (cocok untuk pengembangan agrobisnis)
  8. Kontur tanah relatif datar,  tinggi 20-100 m Dpl, kemiringan 0-10ยบ
  9. Bebas banjir (berbukit rendah)
  10. Bisa untuk kebun sawit (ada pabrik pengolahan milik PTPN)
  11. Cocok untuk ditanami kayu (jabon, sengon, jati) atau buah-buahan (durian, manggis, rambutan) atau komoditas lain (kakao, karet, sawit, panili)
  12. Perawatan dan pengelolaan lebih lanjut dijamin.
  13. Lokasi di Pandeglang.
  14. Lokasi dekat jalur wisata, pantai Carita, Labuhan, Panimbang, Tanjung Lesung, Pulau Umang.
  15. Di Panimbang akan dibangun Bandara Internasional (luas pembebasan lahan 600 HA), Masterplannya nanti terintegrasi dengan jembatan selat sunda.



Untuk informasi mengenai lahan kavling murah di dekat Tanjung Lesung ini silakan menghubungi saya (Asrofi) di nomor telefon di bawah ini : 

081-311-661-479  (telkomsel)
085-876-415-340  (indosat)
081-904-983-985   (XL)
PIN BB : 312F8AF8